mitromoto.blogspot.com|19-12-2015|| Tidak di ragukan lagi bahwa suasana usaha dan investasi bidang kuliner di Jogja semakin marak di tengah gencarnya promosi pariwisata Jogja. Namun kenyataan ini tak jarang mempunyai efek yang secara signifikan mengangu masyarakat di sekitar lokasi usaha yg di bangun.
Kenyataan ini terjadi di daerah Sentul Rejo lebih tepatnya di Gang Rode hingga kekampung Sentul Rejo bagian belakang Waralaba Pizza Hut di Jalan Sultan Agung.
Gang Rode adalah gang yang dilalui oleh pipa pembuangan limbah dari restoran ini. Limbah yg berbau busuk dibuang melalui pipa menuju saluran pembuang jaman Belanda yg sudah sangat usang.
Karena usia dan kondisi saluran kuno ini terkadang tidak dapat menampung limbah dari restoran ini yang akibatnya sering meluap ke jalan kampung dengan menebar bau busuk. Didik mantan RT di kampung tersebut yang paling parah terdampak oleh luapan tersebut, karena rumah yg ia tempati pas di depan bak kontrol saluran jaman Belanda yg sering meluap.
Kejadian ini sudah di ketahui oleh pihak BPLH Yogyakarta namun belum ada tindakan nyata untuk memerintahkan pengalihkan saluran pembuangan Restoran ini kearah selokan depan restoran yg lebih besar dan layak karena mengarah langsung ke selokan besar yg disebut "Kali Mambu".
Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemkot dan jajaranya untuk mencermati izin bangunan Rsstoran Pizza Hut dan analisa dampak lingkungan restoran ini dan tidak berpihak pada pemodal yang secara serampangan membangun dan membuang limbahnya.
Investasi memang baik untuk kota Jogja namun tidak seharusnya mengorbankan warga. Semoga sentilan saya warga gang Rode yang terganggu menjadi perhatian bagi pemkot Yogya dan pemprov DIY agar masyarakat merasa terayomi dan bukan menjadi korban investasi serampangan. (*)
Kenyataan ini terjadi di daerah Sentul Rejo lebih tepatnya di Gang Rode hingga kekampung Sentul Rejo bagian belakang Waralaba Pizza Hut di Jalan Sultan Agung.
Gang Rode adalah gang yang dilalui oleh pipa pembuangan limbah dari restoran ini. Limbah yg berbau busuk dibuang melalui pipa menuju saluran pembuang jaman Belanda yg sudah sangat usang.
Karena usia dan kondisi saluran kuno ini terkadang tidak dapat menampung limbah dari restoran ini yang akibatnya sering meluap ke jalan kampung dengan menebar bau busuk. Didik mantan RT di kampung tersebut yang paling parah terdampak oleh luapan tersebut, karena rumah yg ia tempati pas di depan bak kontrol saluran jaman Belanda yg sering meluap.
Kejadian ini sudah di ketahui oleh pihak BPLH Yogyakarta namun belum ada tindakan nyata untuk memerintahkan pengalihkan saluran pembuangan Restoran ini kearah selokan depan restoran yg lebih besar dan layak karena mengarah langsung ke selokan besar yg disebut "Kali Mambu".
Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemkot dan jajaranya untuk mencermati izin bangunan Rsstoran Pizza Hut dan analisa dampak lingkungan restoran ini dan tidak berpihak pada pemodal yang secara serampangan membangun dan membuang limbahnya.
Investasi memang baik untuk kota Jogja namun tidak seharusnya mengorbankan warga. Semoga sentilan saya warga gang Rode yang terganggu menjadi perhatian bagi pemkot Yogya dan pemprov DIY agar masyarakat merasa terayomi dan bukan menjadi korban investasi serampangan. (*)