Akhirnya Ku akhiri penjelajahan bumi bernama cinta. Ia kecil namun membuat sesuatu yang lain menjadi besar. Ia sederhana namun membuat sesuatu menjadi istimewa. Arti sebuah cinta tak lagi bisa di rumuskan dan di identifikasikan. Ia hanya mampu dirasa tanpa mampu dipengang karena ia rapuh dan mudah hancur dan menghancurkan segala sesuatu.
Kau telah berhenti memaknai cinta dan mengejarnya. Aku hanya ingin mengejar satu mentari yaitu sebuah persahabatan. Cinta itu menjadi indah berawal dari sebuah persahabatan tulus menimbulkan rasa sayang dan akhirnya menciptakan keterikatan dan ketertarikan bukan hanya sekedar rasa melainkan perasaan.
“Aku tidak lagi menjadi sebuah pelarian dari sebuah permasalahan, aku bukan lagi ajang perburuan dari sebuah ketertarikan namun sebagai barang pajangan yang setiap saat menjadi pujaan diruang tengah hati dan pikiran setiap manusia.”
Sering aku dengar kata cinta dan dihubungkan dengan kata kesetiaan. Kata setia yang menjadi kata dasar dari kata kesetiaan memang tidak bisa dilepaskan dari kata cinta.
Ketika seseorang mencintai sesuatu atau mencintai seseorang maka yang terjadi ia akan mengarahkan segala sesuatu yang ada dalam dirinya untuk diberikan pada sesuatu atau seseorang yang dicintainya.
Pengertian tentang kesetiaan tidak terlalu muluk-muluk. Setia itu didapatkan dari sebuah konsekuensi ketika kita mencintai seseorang atau sesuatu. Cinta itu adalah sebuah pengorbanan dimana pengorbanan itu bukan semata-mata menjadikan sang pencinta itu menjadi sedih dan dirugikan melainkan dia menjadi bahagia dan merasa diuntungkan.
Keadaan yang serba terbalik ini tidak mungkin bisa terwujud jika sang pencinta tidak setia pada apa yang dicintainya. Sesuatu dan seseorang yang dicintai itu yang menjadi obsesi, angan, dan tujuan hidupnya. Jika apa yang menjadi tujuan hidupnya itu tidak dikejar dan diperjuangkan maka yang terjadi adalah kehancuran.
Apabila kehancuran dan kebobrokan itu tidak ingin terjadi maka disinilah peran kesetiaan untuk mengikat segala sesuatunya. Sehingga dikatakan bahwa kesetiaan adalah buah dari cinta yang di dasari oleh sebuah komitmen untuk mempertahankan segala sesuatu yang dicintainya.
Indahnya mencinta ketika kita sadar bahawa mencinta dan bercinta adalah sebuah panggilan untuk manusia dari Tuhan.
Dan inilah akhir dari cerita sang pujangga cinta. Berakhir sudah sebuah kenangan yang perlu dikenang. Dan, usailah sudah sebuah jembatan timbang antara rindu, cinta dan kesenangan. Kini kembaliku dalam sepi hidupku dan kedalaman jiwaku sendiri, yang melawan setiap kesepian hati dan jiwa dari sang penyair mimpi. Aku hanya berujar biarkan tanaman cinta itu tumbuh subur dalam setiap taman jiwa. Jangan dipetik dan jangan dimiliki karena sebuah cinta adalah sebuah kerapuhan.
Jika cinta itu harus dimulai tentu ada batas. Dan, batas yang dimiliki itu akan menyita banyak perhatian biarkan ia bebas dan biarkan ia mencari apa yang ia inginkan dan biarkan semua terbang untuk di miliki siapa saja itulah cinta yang bernama Tuhan. Cintanya tidak pernah dimiliki hanya oleh satu orang dan tidak Exclusive cintannya subur rata, ia dipunyai setiap pribadi dan ia di miliki setiap manusia. Ingat setiap batas mempunyai akhir. Dan, akhir itu menuai sebuah kegetiran untuk dilakoni dijalani dan dimiliki atau bahkan hanya sekedar diketahui.
Inilah akhir dari apa yang di pelajari oleh sang pujangga cinta, entah kapan lagi sang pujangga cinta mampu belajar lagi semoga ada tempat bagi pujangga cinta untuk semakin dalam memahami makna dari keindahan mencinta yang meski tanpa bercinta. Tidak mungkin bercinta terus-menerus namun dinamika sakit dan kebencian harus menyertai sehingga rasa nikmat mencinta tanpa bercinta itu semakin di torehkan dalam hati setiap insan indah berhati murni.
Akhirnya cinta itu tidak praktis namun cinta itu indah tanpa disentuh dan indah bila dibiarkan mengembara dalam setiap detumman gerak indah aliran darah dan geletar indah setiap detak nadi, bersemi bila dinikmati dalam sunyi. Selamat menikmati cinta tanpa bercinta kekasih impianku dalam anganmu masing-masing.
Kau telah berhenti memaknai cinta dan mengejarnya. Aku hanya ingin mengejar satu mentari yaitu sebuah persahabatan. Cinta itu menjadi indah berawal dari sebuah persahabatan tulus menimbulkan rasa sayang dan akhirnya menciptakan keterikatan dan ketertarikan bukan hanya sekedar rasa melainkan perasaan.
“Aku tidak lagi menjadi sebuah pelarian dari sebuah permasalahan, aku bukan lagi ajang perburuan dari sebuah ketertarikan namun sebagai barang pajangan yang setiap saat menjadi pujaan diruang tengah hati dan pikiran setiap manusia.”
Sering aku dengar kata cinta dan dihubungkan dengan kata kesetiaan. Kata setia yang menjadi kata dasar dari kata kesetiaan memang tidak bisa dilepaskan dari kata cinta.
Ketika seseorang mencintai sesuatu atau mencintai seseorang maka yang terjadi ia akan mengarahkan segala sesuatu yang ada dalam dirinya untuk diberikan pada sesuatu atau seseorang yang dicintainya.
Pengertian tentang kesetiaan tidak terlalu muluk-muluk. Setia itu didapatkan dari sebuah konsekuensi ketika kita mencintai seseorang atau sesuatu. Cinta itu adalah sebuah pengorbanan dimana pengorbanan itu bukan semata-mata menjadikan sang pencinta itu menjadi sedih dan dirugikan melainkan dia menjadi bahagia dan merasa diuntungkan.
Keadaan yang serba terbalik ini tidak mungkin bisa terwujud jika sang pencinta tidak setia pada apa yang dicintainya. Sesuatu dan seseorang yang dicintai itu yang menjadi obsesi, angan, dan tujuan hidupnya. Jika apa yang menjadi tujuan hidupnya itu tidak dikejar dan diperjuangkan maka yang terjadi adalah kehancuran.
Apabila kehancuran dan kebobrokan itu tidak ingin terjadi maka disinilah peran kesetiaan untuk mengikat segala sesuatunya. Sehingga dikatakan bahwa kesetiaan adalah buah dari cinta yang di dasari oleh sebuah komitmen untuk mempertahankan segala sesuatu yang dicintainya.
Indahnya mencinta ketika kita sadar bahawa mencinta dan bercinta adalah sebuah panggilan untuk manusia dari Tuhan.
Dan inilah akhir dari cerita sang pujangga cinta. Berakhir sudah sebuah kenangan yang perlu dikenang. Dan, usailah sudah sebuah jembatan timbang antara rindu, cinta dan kesenangan. Kini kembaliku dalam sepi hidupku dan kedalaman jiwaku sendiri, yang melawan setiap kesepian hati dan jiwa dari sang penyair mimpi. Aku hanya berujar biarkan tanaman cinta itu tumbuh subur dalam setiap taman jiwa. Jangan dipetik dan jangan dimiliki karena sebuah cinta adalah sebuah kerapuhan.
Jika cinta itu harus dimulai tentu ada batas. Dan, batas yang dimiliki itu akan menyita banyak perhatian biarkan ia bebas dan biarkan ia mencari apa yang ia inginkan dan biarkan semua terbang untuk di miliki siapa saja itulah cinta yang bernama Tuhan. Cintanya tidak pernah dimiliki hanya oleh satu orang dan tidak Exclusive cintannya subur rata, ia dipunyai setiap pribadi dan ia di miliki setiap manusia. Ingat setiap batas mempunyai akhir. Dan, akhir itu menuai sebuah kegetiran untuk dilakoni dijalani dan dimiliki atau bahkan hanya sekedar diketahui.
Inilah akhir dari apa yang di pelajari oleh sang pujangga cinta, entah kapan lagi sang pujangga cinta mampu belajar lagi semoga ada tempat bagi pujangga cinta untuk semakin dalam memahami makna dari keindahan mencinta yang meski tanpa bercinta. Tidak mungkin bercinta terus-menerus namun dinamika sakit dan kebencian harus menyertai sehingga rasa nikmat mencinta tanpa bercinta itu semakin di torehkan dalam hati setiap insan indah berhati murni.
Akhirnya cinta itu tidak praktis namun cinta itu indah tanpa disentuh dan indah bila dibiarkan mengembara dalam setiap detumman gerak indah aliran darah dan geletar indah setiap detak nadi, bersemi bila dinikmati dalam sunyi. Selamat menikmati cinta tanpa bercinta kekasih impianku dalam anganmu masing-masing.
Pinggit 11Agustus 2004