Skip to main content

Akhir Dari Penjelajahan Bumi Yang Bernama Cinta

Akhirnya Ku akhiri penjelajahan bumi bernama cinta. Ia kecil namun membuat sesuatu yang lain menjadi besar. Ia sederhana namun membuat sesuatu menjadi istimewa. Arti sebuah cinta tak lagi bisa di rumuskan dan di identifikasikan. Ia hanya mampu dirasa tanpa mampu dipengang karena ia rapuh dan mudah hancur dan menghancurkan segala sesuatu.
Kau telah berhenti memaknai cinta dan mengejarnya. Aku hanya ingin mengejar satu mentari yaitu sebuah persahabatan. Cinta itu menjadi indah berawal dari sebuah persahabatan tulus menimbulkan rasa sayang dan akhirnya menciptakan keterikatan dan ketertarikan bukan hanya sekedar rasa melainkan perasaan.
“Aku tidak lagi menjadi sebuah pelarian dari sebuah permasalahan, aku bukan lagi ajang perburuan dari sebuah ketertarikan namun sebagai barang pajangan yang setiap saat menjadi pujaan diruang tengah hati dan pikiran setiap manusia.”
Sering aku dengar kata cinta dan dihubungkan dengan kata kesetiaan. Kata setia yang menjadi kata dasar dari kata kesetiaan memang tidak bisa dilepaskan dari kata cinta.
Ketika seseorang mencintai sesuatu atau mencintai seseorang maka yang terjadi ia akan mengarahkan segala sesuatu yang ada dalam dirinya untuk diberikan pada sesuatu atau seseorang yang dicintainya.
Pengertian tentang kesetiaan tidak terlalu muluk-muluk. Setia itu didapatkan dari sebuah konsekuensi ketika kita mencintai seseorang atau sesuatu. Cinta itu adalah sebuah pengorbanan dimana pengorbanan itu bukan semata-mata menjadikan sang pencinta itu menjadi sedih dan dirugikan melainkan dia menjadi bahagia dan merasa diuntungkan.
Keadaan yang serba terbalik ini tidak mungkin bisa terwujud jika sang pencinta tidak setia pada apa yang dicintainya. Sesuatu dan seseorang yang dicintai itu yang menjadi obsesi, angan, dan tujuan hidupnya. Jika apa yang menjadi tujuan hidupnya itu tidak dikejar dan diperjuangkan maka yang terjadi adalah kehancuran.
Apabila kehancuran dan kebobrokan itu tidak ingin terjadi maka disinilah peran kesetiaan untuk mengikat segala sesuatunya. Sehingga dikatakan bahwa kesetiaan adalah buah dari cinta yang di dasari oleh sebuah komitmen untuk mempertahankan segala sesuatu yang dicintainya.
Indahnya mencinta ketika kita sadar bahawa mencinta dan bercinta adalah sebuah panggilan untuk manusia dari Tuhan.
Dan inilah akhir dari cerita sang pujangga cinta. Berakhir sudah sebuah kenangan yang perlu dikenang. Dan, usailah sudah sebuah jembatan timbang antara rindu, cinta dan kesenangan. Kini kembaliku dalam sepi hidupku dan kedalaman jiwaku sendiri, yang melawan setiap kesepian hati dan jiwa dari sang penyair mimpi. Aku hanya berujar biarkan tanaman cinta itu tumbuh subur dalam setiap taman jiwa. Jangan dipetik dan jangan dimiliki karena sebuah cinta adalah sebuah kerapuhan.
Jika cinta itu harus dimulai tentu ada batas. Dan, batas yang dimiliki itu akan menyita banyak perhatian biarkan ia bebas dan biarkan ia mencari apa yang ia inginkan dan biarkan semua terbang untuk di miliki siapa saja itulah cinta yang bernama Tuhan. Cintanya tidak pernah dimiliki hanya oleh satu orang dan tidak Exclusive cintannya subur rata, ia dipunyai setiap pribadi dan ia di miliki setiap manusia. Ingat setiap batas mempunyai akhir. Dan, akhir itu menuai sebuah kegetiran untuk dilakoni dijalani dan dimiliki atau bahkan hanya sekedar diketahui.
Inilah akhir dari apa yang di pelajari oleh sang pujangga cinta, entah kapan lagi sang pujangga cinta mampu belajar lagi semoga ada tempat bagi pujangga cinta untuk semakin dalam memahami makna dari keindahan mencinta yang meski tanpa bercinta. Tidak mungkin bercinta terus-menerus namun dinamika sakit dan kebencian harus menyertai sehingga rasa nikmat mencinta tanpa bercinta itu semakin di torehkan dalam hati setiap insan indah berhati murni.
Akhirnya cinta itu tidak praktis namun cinta itu indah tanpa disentuh dan indah bila dibiarkan mengembara dalam setiap detumman gerak indah aliran darah dan geletar indah setiap detak nadi, bersemi bila dinikmati dalam sunyi. Selamat menikmati cinta tanpa bercinta kekasih impianku dalam anganmu masing-masing.

Pinggit 11Agustus 2004

Popular posts from this blog

Lik Mitro Mapor

KEMBALI JAUH DARI YANG KUSAYANG

       Kembali jauh dari yang ku sayang ini judul dari tulisanku kali ini setelah sekian lama vakum menulis di blog ini. Sekian lama vakkum menulis terasa kagen juga. Itung-itung mengasah hobi masa lalu. kecintaanku dalam dunia menulis ternyata sungguh membuat aku rindu. entah bagaimana akhirnya Tuhan mengijikan aku menulis kembali. Sekarang ini aku mencoba menuangkan lagi kisahku jauh dari mereka yang aku sayang.          Awal kisah ini, saat masih berjuang sendirian di kota Jogja saat aku jatuh, dan akahirnya sedikit demi sedikit aku mampu untuk bangkit dan menapak kehidupan baru bersama mereka yang aku cintai dan sayangi. di kota Jogja tanah kelahiranku aku memeulai sesuatu yang baru. Kembali bangkit dan jatuh kembali. Bangkit dan jatuh lagi adalah suatu hal yang sudah puas kualami di kota Jogja. namun aku selalu berhasil untuk sabar karena mereka yang ku cinta dadn sayang selalu bersamaku.          Kini saat ...

Limbah Pizza Hut Jl. Sultan Agung, Ganggu Warga Sentul Rejo

mitromoto.blogspot.com|19-12-2015|| Tidak di ragukan lagi bahwa suasana usaha dan investasi bidang kuliner di Jogja semakin marak di tengah gencarnya promosi pariwisata Jogja. Namun kenyataan ini tak jarang mempunyai efek yang secara signifikan mengangu masyarakat di sekitar lokasi usaha yg di bangun. Kenyataan ini terjadi di daerah Sentul Rejo lebih tepatnya di Gang Rode hingga kekampung Sentul Rejo bagian belakang Waralaba Pizza Hut di Jalan Sultan Agung. Gang Rode adalah gang yang dilalui oleh pipa pembuangan limbah dari restoran ini. Limbah yg berbau busuk dibuang melalui pipa menuju saluran pembuang jaman Belanda yg sudah sangat usang. Karena usia dan kondisi saluran kuno ini terkadang tidak dapat menampung limbah dari restoran ini yang akibatnya sering meluap ke jalan kampung dengan menebar bau busuk. Didik mantan RT di kampung tersebut yang paling parah terdampak oleh luapan tersebut, karena rumah yg ia tempati pas di depan bak kontrol saluran jaman Belanda yg sering meluap....