Skip to main content

Kursi dan Meja Inspirasi dan Mita


Judul ini masih berkaitan dengan renung-merenung. Dulu sebelum terjadi gempa tanggal 27 Mei 2006 dikamarku, kamar yang penuh inspirasi, nah masalahnya kamar itu rusak parah sekarang ini. Memang sudah di perbaiki sih, tapi setelah jadi malah di sewa orang. Btw bukan soal rumah itu, tapi ini soal sebuah kursi, kursi yang menjadi tempat aku mencari inspirasi. Setelah selama satu tahun penuh rumahku yang rusak itu tidak terurus dan menjadi rumah hantu, akhirnya tanggal 14 Juni 2007 yang lalu rumah itu kami bersihkan. Ternyata kursi dan meja inspirasiku masih ada dan masih seperti sedia kala saat sebelum gempa itu terjadi.
Kursi inspirasi itu kalau dihitung duit sudah jadi barang mahal. Coba saja bayangkan sudah berapa banyak artikel, berita, buku renungan harian dan sandiwara radio muncul dari hasil mencari ide di kursi dan meja inspirasi itu. Dan semua itu menghasilkan uang. Kursi dan meja itu kini kembali hadir di kamar ku. Cuma kursi itu sudah terlambat karena inspirasiku muncul sudah bukan dari kursi dan meja itu, melainkan dari seorang cewek yang namanya Mita. Coba bayangkan saja. Ngobrol sama dia 5 sampai 10 menit saja sudah mendapatkan dua ide membuat sandiwara radio. Lebih efektif inspirasi dari Mita dari pada dari kursi yang saat aku menulis tulisan ini ku duduki dan mejanya jadi tempat monitor.
Kalau di piker-pikir Mita sama kursi itu nggak jauh beda. Sama-sama ngasih inspirasi ke otak aku untuk menulis, tak jarang ide untuk bikin foto seni. Dimana letak perbedaan antara Mita yang nama lengkapnya Diah Paramitha dengan kursi inspirasiku? Bedanya itu begini. Mita pernah Duduk di kursi inspirasiku dan ternyata setelah kutanya kursiku belum pernah menduduki Mita bahkan, dipindah sama Mita saja belum pernah. Padahal dulu dia sering lho latihan koor di rumahku dan duduk di kursi itu.
Sekarang ini kursi inspirasiku ini menjadi tempat paling afdol kalau aku mau bengong. Kenapa karena nggak mungkin aku menduduki Mita saat sedang bengong. Nah justru aku ngobrol sama Mita itu selevel kalau aku bengong di kursi itu? Emangnya Mita itu kursi. Ya jelas nggak dunk, masak cewek semanis Mita kok kayak kursi. Memang sih terkadang ada kursi kaya Mita. Eh salah ding maksudnya inspirasinya sama dengan ispirasi di kursi. Eh Mita semoga kamu nggak bosen nek ngobrol dan sharing sama aku karena kamu itu bisa jadi sumur ideku. Nah masalahnya. Apa bedanya kamu sama kursi ? Nah coba jawab.

mitro

Popular posts from this blog

Lik Mitro Mapor

KEMBALI JAUH DARI YANG KUSAYANG

       Kembali jauh dari yang ku sayang ini judul dari tulisanku kali ini setelah sekian lama vakum menulis di blog ini. Sekian lama vakkum menulis terasa kagen juga. Itung-itung mengasah hobi masa lalu. kecintaanku dalam dunia menulis ternyata sungguh membuat aku rindu. entah bagaimana akhirnya Tuhan mengijikan aku menulis kembali. Sekarang ini aku mencoba menuangkan lagi kisahku jauh dari mereka yang aku sayang.          Awal kisah ini, saat masih berjuang sendirian di kota Jogja saat aku jatuh, dan akahirnya sedikit demi sedikit aku mampu untuk bangkit dan menapak kehidupan baru bersama mereka yang aku cintai dan sayangi. di kota Jogja tanah kelahiranku aku memeulai sesuatu yang baru. Kembali bangkit dan jatuh kembali. Bangkit dan jatuh lagi adalah suatu hal yang sudah puas kualami di kota Jogja. namun aku selalu berhasil untuk sabar karena mereka yang ku cinta dadn sayang selalu bersamaku.          Kini saat ...

Limbah Pizza Hut Jl. Sultan Agung, Ganggu Warga Sentul Rejo

mitromoto.blogspot.com|19-12-2015|| Tidak di ragukan lagi bahwa suasana usaha dan investasi bidang kuliner di Jogja semakin marak di tengah gencarnya promosi pariwisata Jogja. Namun kenyataan ini tak jarang mempunyai efek yang secara signifikan mengangu masyarakat di sekitar lokasi usaha yg di bangun. Kenyataan ini terjadi di daerah Sentul Rejo lebih tepatnya di Gang Rode hingga kekampung Sentul Rejo bagian belakang Waralaba Pizza Hut di Jalan Sultan Agung. Gang Rode adalah gang yang dilalui oleh pipa pembuangan limbah dari restoran ini. Limbah yg berbau busuk dibuang melalui pipa menuju saluran pembuang jaman Belanda yg sudah sangat usang. Karena usia dan kondisi saluran kuno ini terkadang tidak dapat menampung limbah dari restoran ini yang akibatnya sering meluap ke jalan kampung dengan menebar bau busuk. Didik mantan RT di kampung tersebut yang paling parah terdampak oleh luapan tersebut, karena rumah yg ia tempati pas di depan bak kontrol saluran jaman Belanda yg sering meluap....