Sebuah pengalaman memang menjadi guru yang terbaik bagi sebuah kehidupan yang harus diselesaikan oleh seorang anak manusia. Bukan sebuah pernyataan klise bahwa hidup itu teramat sulit untuk di jalani. Kenyataan ini sangat bertentangan dengan falsafah hidup yang sekarang ini aku jalani. LIVES IS JUST A GAMES. Kenyataan itu memang menjadi nyata saat aku benar- benar mengerjakan proyek besar yang hampir dikatakan mega proyek. Memang benar aku punya patner kerja yang hebat ada bang Rio yang adalah seorang Master bidang arsitektur. Ko Heri sang owner yang juga arsitek dengan gabungan ilmu management keuangan. Sedang aku punya pengalaman 1 tahun di bidang HRD. Memang kenyataan ini sungguh hebat, tetapi kenyataanya bahwa kepercayaan yang ku dapatkan sebagai orang ketiga yang memegang Posisi Field Logistic & Finance ternyata banyak ganguan dan godaanya. Pertama gaji tukang disalah gunakan dan aku yang jadi bantalannya. Kedua material proyek pusat bisnis Bandar Jaya juga di main-mainin. Kenyataan tersebut kadang membuat aku frustasi kenapa aku tidak dibiarkan untuk sejenak merasakan nikmatnya hidup. Meski pas-pasan tapi aman, meski miskin tapi bahagia.
Sekarang ini aku bukan lagi mengejar yang namanya karir, jabatan ataupun kedudukan social. Saat ini aku hanya ingin satu hal aku segera mempersunting seorang wanita idaman yang akan mengisi hari-hari dengan senyum dan masakan yang mengugah selera makan aku. Aku bukan lagi mengejar harta dan materi semua itu pernah aku rasakan namun kebahagiaan bersama seorang wanita yang biasa mengisi hari hariku belum seutuhnya aku rasakan. Sekarang ini yang penting bisa makan ada tempat ngeyup dan makan tiap hari juga ngasih pendidikan buat anak-anakku nanti sudah! Gak ada lagi yang kuinginkan selain itu. Aku hanya orang yang biasa dan sekedar menjalani hidup ini seadanya. Toh semua nanti ditentukan sama Dia yang diatas sana, bukan aku nggak mau usaha tapi kenyataanya semua itu ada di tangan Dia yang diatas sana bukan aku yang nentuin. Ibaratnya orang nyetir itu aku Cuma kenek bukan sopir, ya kalau seandianya kenek bisa jadi sopir itu kan karena nasib bukan karena dia berusaha untuk jadi sopir, mungkin keinginan ada tapi tetap sopirlah yang menentukan.
Aku bukan kenek yang baik yang bisa belajar dengan cepat bukan ajaib langsung bisa jadi melainkan harus meraih, ya tapi karena aku belum punya rejeki makanya tetep dapat rejekipun masuh harus perang urat saraf sama orang-orang yang merasa rejekinya kurampas tapi aku nggak ngerasa ngrampas rejeki orang lain, aku hanya ngambil sedikit dari apa yang seharusnya dia terima, tapi toh aku menyelamatkan sebuah arena besar dari monyet-monyet camblung yang hanya bisa buka mulut buat disuapin. Wislah semua itu memang sebuah pengalaman yang tak bisa aku mengerti dengan baik tapi ku harap nggak akan menyakiti aku dan wanita idamanku. Aku hanya ingin menyelesaikan hidup ini dengan baik. Life must be done hanya itu yang harus di perjuangkan.
Mitro ditengah sibukannya
Sebuah mega proyek